WANITA PERTAMA
Saya mengenal beliau kurang lebih
enam tahun yang lalu, tepatnya saat mengenyam bangku kuliah di UPI. Beliau
teman satu kosan...beliau memiliki karakter yang tegas, jarang bercanda bisa
dikatakan “koleris”...kedekatan kami dimulai saat akhir perkuliahan akan
berakhir tepatnya saat menyeusun skripsi. Dulu beliau aktivis yang super duper
sibuk, bahakan di kosan tidak mudah terdeteksi keberadaannya...namun menjelang
akhir studinya beliau menjadi lebih sering berada di kosan hinga kami menjadi
lebih intens dan bisa lebih akrab.
Singkat cerita, banyak
kejadian-kejadian yang membuat emosi kita semakin berbaur dan melebur
bersama...dimulai dari masalah komputer beliau yang rusak, menyusul komputer
saya yang rusak, saat saya menangis gara-gara permasalahan perpustakaan, hingga
akhir saat tabrakan yang menimpa diri saya. Perjuangan kami baru terasa indah
setelah kami terpisah. Tepatnya setelah lulus...hidup sebuah pilihan...saya
memutuskan untuk mengabdikan diri di salah satu sekolah islam terpadu di Subang,
sedangkan beliau sempat mengajar di sekolah islam terpadu di Bandung dan di
PKPU “salah satu lembaga Zakat di Bandung”.
Jarak jauh memisahkan kita saat
ini, tak bisa lagi bertemu...kurang lebih satu tahun lalu beliau menikah dan
tinggal di Depok...karena harus mendampingi suaminya...SMS menjadi salah satu
sarana kami berkomunikasi...sekitar dua pekan yang lalu ada sms dari beliau,
yang semakin menyadarkan kami....saling merindukan dan mencintai karena iman...
kurang lebis smsnya seperti
ini...”
“Aslkm. Tie apakabarnya diri mu?”
“wslam. Alhamdulillah sehat, ada
apa teh?bagaimana kabarnya akhwat tangguh?”
“alhamdulilah sehat, gak ada
apa-apa tiba2 teringat diri mu sudah dua tahun di kerja di asyifa, ada rencana
berhenti?.”
“wah kangeun ya? Hehe. Tie
kangeun teteh, beginilah rasanaya merindukan karena iman.Luar biasa....masih
tetap di asyifa teh.kenapa? ”
“dikira dirimu mau fokus menyelesaikan kuliah
dan tidak kerja lagi di asyfa”
“tidak mungkin di lepas as syifa
teh, pemasukan biyaya kuliah dari sini tidak mungkin di lepas. Dalam waktu satu
tahun kedepan Insya Allah masih disini. Tapi lama-kelamaan semakin berat juga
melepasakn as sayifa teh. Trek dakwah di sini jelas, dan luar biasa anak yang
disekolahkan disini bukanlah anak biasa-biasa, banyak anak kader. Ini jadi
jalan salah satu berkontribusi mencedaskan bangsa...banyak mimpi besar yang
ingin tuti bangun disini, ingin menjadi orang luar biasa. Bukankan itu mimpi
kita dulu teh?”
“subhanallah...terharu tie...ya
kini kita memilih jalan berdakwah yang berbeda. Posisi diri mu saat ini,itu
yang dulu SM inginkan, dan posisi SM saat ini...bukankan ini yang dirimu mau?
Menikah dan memiliki anak?...sungguh terbalik. Tidak terasa mimpi-mimpi kita
dulu satu persatu telah Allah kabulkan...”
“yups teh, Allah menenmapatkan
kita sesuai kemampuan kita, kita dipilhkan pada posisi yang membuat kita tidak
bisa mengelak. Dan yakni ada do’a yang terhulur untuk kebaikan kita...do’a tuti
menyertai teteh semoga tetap menjadi akhwat tangguh...”
“amin tie, begitupun sama untuk teteh...”
Singkat obrolan kami kurang lebih
sepeti itu...banyak mimpi besar yang ingin kami bangun yang dulu menjadi
obrolah di kosan, sosok beliau menjadi spirit bagi saya untuk terus memacu
semangat merubah diri menuju harapan yang melambung... menjadi SEORANG LUAR
BIASA perlu PERJUANGAN YANG LUAR BIASA. Maka beliaulah sosok wanita pertama
yang menginspirasi untuk terus berusaha, bekerja, berjuang mengapai mimpi serta
obsesi yang luar biasa, jangan menyerah,...jangan menyerah hanya karena situasi
yang seolah-olah membuat kita terpuruk...
Harapan diri menjadi
insan yang mempesona... terkenal di Bumi karena prestasi dan kontribusi,
tekenal pula dilangit karena amal-amal ibadah lauar biasa. Allah telah
menghadirkan beliau sebagai sarana Allah mengenalkan pada diri ini, bahwa hidup
perlu diperjuangkan untuk mencapai kebahagiaan serta keselamatan dunia dan
kahirat.
WANITA KEDUA
Sosok yang lembut dan anggun,
darah Padang yang mengalir padanya tidak menjadikan sosoknya seperti halayak
orang Padang seharusnya...sebut saja ia “Lusia”. Saya mengenal dekat beliau
saat kami dipersatukan disebuah rumah tempat kami bekerja...ada istilah yang
mengatakan bahwa “orang akan berkumpul dan dekat sesuai kenyamanan saat
berinteraksi,dan biasanya memiliki karakter yang sama”...dari sekitar lima
orang yang ada di rumah dinas...lusia teman yang bisa dikatakan lebih dekat
dengan saya. Terkadang lucu juga jika
mengingat beliau...”cuek”...tapi lucu..manja juga. Ada hal-hal yang bisa
menjadi ilmu bagi saya...mendengar ceritanya...adalah kegemaran saya...ada
nilai-nilai yang diabil dari perkataan beliau. Maka diskusi merupakan bagian
asik jika dilakukan dengan beliau,
diskusi pergerakan, diskusi keimanan...dua tema tersebut merupakan
obrolan yang sering kami bicarakan. Inilah awal mulai saya dekat dan
mengenalnya...dibalik keanggunannya ternyata haroki juga jiwanya...memiliki
pemahaman terkait pergerakan dakwah...luar biasa....dari sinilah Allah
mengahdirkan beliau untuk membuka hati dan pikiran saya untuk menguatkan
ruhiyah sebagai kunci-kunci utama saat berinteraksi dengan orang
lain...terkadang kita suka mendeteksi siap orang yang “ngeruh” istilah yang kita
gunakan bagai orang-orang yang terasa imannya terpancar...orang yang ruhiyahnya kuat biasanya dia beda dari segi bicara serta
prilakuknya...qiyamuail itu keharusan, menjadikan kita kuat...kata beliau...memang
saya menyaksikan hampir setiap malam ia bangun dan mendirikan qiyamualail...dan
terkadang terdengar isak tangis beliau saat menyambung dari sujud ke
sujud...subhanallah dari beliau saya diajarkan bagaiman menyentuh hati dengan
kekuatan ruhiyah...itulah kerinduan yang selalu saya ingat darinya...sempat ia
berkata “tuti, jika kita ingin merubah seseorang, masuklah kedalam alam bawah
sadarnya...dengan obrola-obrolan yang ringan...dan harapan kita namun tanpa
seolah-oleh kita mengguruinya, namun bekali hati kita juga dengan kekuatan
ruhiyah...perlahan pasti orang tersebut Insaya Allah berubah “...itulah ilmu
yang saya peroleh darinya....mungin saya termasuk orang yang sempat terpengaruh
oleh dia....
singkat cerita, beliau dihadapkan
pada sebuah pilihan harus menikah dengan seorang laki-laki yang jauh dari
harapan beliau...”sama sekali bukan seorang ikhwan yang tangguh yang ia
harapkan...” hingga menjelang
pernikahanya, ia berkata...”tuti, luasia merasakan sesak di dada menerima semua
ini. Tapi lusia yakin tak ada pilihan lain, sudah beberapa kali bapak laki-laki
ini meminta lusia menjadi menantunya, sebagai bentuk penghormatan luasi pada
beliau, lausia menerima tawaran untuk dijadikan menantu...Lusia berkata juga
“yakin do’a-do’a terbaik kita tuti , qiyamulai kita tidaklah sia-sia...Allah
punya rahasia di blik semua ini...do’akan lusia bis merubah dan membawa suami
luasia nantinya...mungkin lusi tidak tau, tapi bisa jadi ada timbangan yang
menjadi berat amal beliau kelak di yaumil akhir...tuti do’akan lusia ya...”
mendengar isak tangisnya saat itu menjadian sayapun menangis, dan sayapun
menghulurkan do’a untuk beliau semoga menjadi keluarga yang Allah naungi
keberkahan dari keduanya...”
Allah menempatkan kita pada
sebuah situasi yang membuat kita semakin matang dalam berfikir dan
bertindak...maka setiap kejadian yang kita lalui akan ada hikmah dan ilmu yang
bisa kita teguk. Wanita pertama
mengajarkan akan pentingnya menjadi seorang akhwat yang tangguh, yang terus
berusaha merealisasikan mimpi-mimpi besar, Wanita
kedua mengajarkan kekuatan ruhiyah itu utama, lalu bagaimana dengan wanita
yang ketiga dan ke empat?.
WANITA KETIGA
Cantik, hal yang bisa diingat
dari beliau...supel dan memiliki karakter hampir sama dengan saya...”senang
bercanda”, jika sudah bertemu kita tertawa dan senang mengobrol hal-hal yang
ringan diselingi guyonan. Beliau salah satu teman partner kerja di
sekolah...beliau seorang guru fisika. Sebut saja beliau “Bunda Cantik”. Pada suatu saat entah mengapa pembicaraan
kita mengarah pada subuah obrolan tentang mimpi dan target kita kedepan seperti
apa.......situasai dikantor saat itu hanya ada kita berdua sehingga sangat
mendukung kita untuk saling bercerita dari hati ke hati (cie,...ehm)... “saya
bertanya...apa mimpi teteh suatu saat? Apa hanya sekedar menjadi seorang guru
saja dan tinggal selamanya di kampus peradaban (istilah laian sekolah
kami)??...”hmm saya punya harapan, walaupaun saya masih tingal di sini tapi
saya ingn tetap bisa mengakses dunia luar asyifa...saya ingin menjadi seorang
pakar pembelajarn fisika yang menarik, menjadi seorang pemateri yang terkenal
yang mengembangkan pembelajran fisika..walau tingggal di daerah terpencil tapi
kita bisa menjadi orang besar dan terkenal di luar sana.”...” wah ternyata luar
biasa mimpinya...”wah mantabs teh, salah satu mimipi yang bisa kita bangun di
sini...jangan salah anak-anak kita di sini cerdas2, dan saya yakin asyifa punya
potensi besar”...”betul, yang membuat saya nyaamn adalah anak-anak yang luar
biasa”...
“mari teh kita bangun
bersama-sama mimpi kita, itu hal yang sama yang ingin saya lakukan pula”
Dari obrolah itu, seperti sepercik cahanya terang, semoga kelak
menjadi terang benderang....ibarat mendapatkan sebuah teman yang bisa dijadikan
salah satu motivator untuk bisa melejit dan berkontribusi di kampus peradaban
(asbosch) serta menjadi orang tekenal dan mempesona di luar sana... seolah
Allah mempermudah dan memberikan jawaban sementara, Alhamdulilah kini belaiau
terikat untuk tinggal di kampus perdaban ini dalam jangka waktu yang sepertinya
lama...ia menikah dengan salah satu guru di kampus peradaban...maka inilah
sinyal Allah agar saya bisa bekerja sama dengan beliau membangun mimpi-mimpi
yang sama....dengan bekal semangat dan do’a terhulur semoga kita meraih mimpi
kita menjadi pakar-pakar pengembang pembelajaran yang menarik sesui latar
belakang kita masing-masing...titik terang menemani...dan semoga Allah
mempermudah jalan ini menjadikan kami insan yang bermanfaat dan menggoreskan
tinta kegemilangan dalam pendidikan...”janji kemerdekaan yang harus terbayar
adalah MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA” tentunya sebagai seorang yang cinta
terhadap tanah air, sedikit demi sedikit kami cicil dengan menorehkan serta
mentransformasi ilmu yang sedikit kami miliki kepada anak-anak kami di kampus
perdaban ini, hingga mereka menjadi penerus bangsa yang cerdas dan sehat
ahlaknya....
Sungguh wanita ketiga memberikan
nafas yang segar untuk terus melangkah dan berkarya membangun bangsa dari sini
dari kampus peradaban ini mellau tinta “pendidkan” . Dari kampus manusia yang
beradab yang mengusung visi membangun peradaban...”semoga Allah mempermudah
langkah-langkah kita menjadi seorang pakar pembelajaran yang
menarik....amiin”....
WANITA KE EMPAT
Awal bisa saja mengenalnya,
beliau pun salah satu partner kerja...sebut saja beliau “Jannah”. Sekitar satu
tahun bekerja bersama...ternyata perlahan saya mengenal sedikit
identitasnya...ternyata belau sama-sama orang subang....singkat cerita ada
sebuah kegiatan yang diadakan oleh SANTIKA di Depok, sebagai kader subang saya
dan beliau hadir pada acara “APPEL”
aktivis perempuan peduli lingkungan....acara yang diadakan dua hari satu malam
itu mengusung kepada arahan pembentukan LSM peduli lingkungan. Selepas kami
mengikuti acara tersebut, ternyata banyak PR yang harus kami kerjakan...tentunya
kaitannya dengan agenda-adenda dakawah...kami berdiskusi tiga orang sebagai
orang subang ...”Jannah”, Saya dan “rien”... mendiskusikan bagai mana keadaan
sesungguhnya kondisi kader akhwat di subang...hingga sampai kesimpulan..”jangan
dulu membuat LSM lingkungan kokohkan dulu di dalamnya...la wong SANTIKA nya aja
gak ada gaungnya mana biasa kita gerak... maka kita kuatkan dulu di dalamnya”
kesimpulan terakhit seperti itu....
Selanjutnya sampai pulang lagi ke
subang, ada agenda untuk berkumpul dengan pimpinan SANTIKA subang, sudah jadi
agenda kami...tapi eh tapi sampai sekarang “krik”...”krik”...gak ada obrolan
atau bahkan diskusi kearah sana “kosong deh...” lenyap pembicaraan itu
hilang..., ternyata bola perlu dijemput tidak hanya menunggua... lalu saya
tanyakan pada Rien...”bagaimana nih kapan ngumpul”...oh iya teh kita diminta
ikut gabung dengan SANTIKA Karawang dulu...karena SANTIKA subang sangat sedikit
belum bisa mengadakan kedrisasi...kapan waktunya?...Juni taggalnya saya lupa,
namun yang pasti tanggal yang tidak tepat karena saya mengajar...tidak mungkin
ijin lagi..terkait masalah perizinan saya sempat berseteru di sms dengan kepala
sekolah gara-gara ikut kegiatan SANTIKA di Depok...memang hidupp pilihan...
terakhir masalah di nsehati kepsek sepulang dari Depok saya di panggil ke
kantor. Terlihat kepala sekolh tersenyum kecil sambil berkata “Bunda, saya
mengeri bunda, sebaiknya prioritaskan untuk mengajar. Di sinipun
berdakwah...”....
Mungkin pertimbangan saat itu
saya izin mendadak saat hari sabtu tidak masuk mengajar...dan kepsek marah
karena izinnya dadakan...kenapa dadakan izinnya? Kata kepsek...”saya jujur saja
jawab”saya takut bapak tidak mengijinkan saya pergi, jadi saya izinnya mendaak
saat saya sudah berangakat...” terkesan sedikit memaksa untuk di izinkan saat
itu.
Selanjurnya kembali ke Jannah
wanita inspirator keempat..
“Bun saya punya mimpi seperti ini
kedepannya terkait dengan di Subang....bla...bla...bla”...dan kita diskusi
kesana-kesini...hingga menyusun beberapa
agenda... saya merasa dia teman yang bisa dijadikan partner untuk bisa
berkontribusi disubang...hingga kami menyimpulkan...”kita harus fokus di luar
sana, mulai masuk ke DPD....namun jika kita terus di sini,kita kan terbatasi
dengan rutinitas kita, kita tetap akses asyifa tapi kita juga bisa keular
juga...disnini zona nyaman...”...itu kesimpulan obrolan kami...
Allah berencana lain...sekiatar
lima hari yang llau beliau berkata” Bun saya titipkan subang pada Bunda
Ya”...”eh apa-apaan nih....mu kabur ya?”...”hehe...” beliu tertawa... pasti ni
mu nikah sama orang luar suabang ya!!!.... “hehe” Cuma senyum beliu...”enagak
ko bercanda”. sedikit demi sedikit saya selidiki dan minta penjelasan dari
beliu...ternya memang benar rencana terdekat beliau akan menikah dengan salah
satu partner dakwahnya dulu di kampusnya...
“Ko bisa jangan-jangan?”...
“tenang, ini desakan dan
kebutuhan yang harus segera dipenuh..., saya kenal ikhwannya dia senior saya,
dan dia sudah menikah...dan memiliki satu anak masih satu tahun”
“wah jadi dipoligami?”
“enggaklah, istri beliau sudah
meninggal karena serangan jantung..., saat istrinya sakit, saya yang mengurus
beliau...hingga akhirnya Allah menakdirkan beliau meninggal...istrinya teman
dekat saya dan sama-sama kativis kampus dulunya...”
“kenapa dulu tidak minta ikhwan
subanag saja? Supaya bisa membangun besama di sini?”
“sudah di coba dua kali , tapi
gagal!!, yo wislah Allah mentakdirkan lain, sudah di musyawarahan dengan MR dan
para petinggi, awalnya tidak mengizinkan...tapi dikembalikan pada pilihan...yah
sudah Insya Allah saya memutuskan untuk mengambil garapan dakwah di sana di
jawa..., “saya titip Subang pada bunda ya...’
Hmm...ternyata Allah menakdirkan
lain...mimpi, harapan yang tersusun rapih terkadang bisa saja luluh lantah
seketika...namun perlu dikembalikan kepada muara akhir, dengan siap kita
berjuang dnegan siapa kita membangun dengan siapa kita bertukar pikiran
tentunya akan mempengaruhi sejauhman lanhkah-langkah kita.
Wanita keempat mengajarkan akan
“Pengorbanna di jalan dakwah, dan mengajarkan tentang pentingnya dakwah”...
Akankan ada teman inspirator
lagi? Ya Allah jadikanlah orang-oarang yang ada disekitar hamba menjadi wasilah
ilmu dari Mu, menjadi teman dalam berjuang menegakan agama Mu, menukar pikiran
dan saling menyemangati...”perkenankanlah hamba bertemu dengan teman yang terus
menemani perjuangan ini”...”teman ang terus memotivasi”...
SEMOGA IA MANUSIA KELIMA YANG
LUAR BIASA...yang Allah hadirkan sebgai jalan ilmu dan semangat menegakan
agama...
Perjuangan ini masih panjang... dengan
setumpuk agenda-agenda besar yang harus terealisaikan... besama ridho dari Mu
Yaa Rabbi maka mudahkanlah langkah ini... perkenankan dan pertemukan hamba
dengan teman inspiraor yang kelima...yang membawa diri pada hakikat menjadi
manusia yang mempesona...
Sosok manusia yang mempesona di
bumi karena prestasi dan kontribusinya...
Sosok manusia yang mempesona di
Langit karena kekuatan amalnya yang menjulang dan tiada henti
Maka Ridhoilah, mudahkanlah
langkah-langkah keciil ini....Allah Ma’ana...