Seponggah jiwa berkata pada jasad, “ringkihkah saat ku ajak engkau terus menyambung sujud ke sujud?”
Tak berkata jasad namun jiwa terus memaksa berkolaborasi, sungguh...diri terkadang merasa jemu, jasad berdiri kokoh namun jiwa terkujur rapuh...
Ya Rabbana andai jiwa terpisah dari jasadnya adakah lagi sujud-sujud yang indah?
Sungguh jasad, jiwa, meleburkan dan berpadu menjadi satu utuh dan menyeluruh...
Ruh ruh nan bercahaya terlahir dari jasad dan jiwa yang bertaqwa...saksikan saja pancar cahayanya menunjukan jalan menuju keindahan.
Rabbana...melekat indah saat jiwa berpadu dengan jasad dalam bingkai cinta, cinta melahirkan kerinduan, cinta yang mengecup kesejukan iman, cinta yang mengelitik hati untuk terus mengingat dan terus berkata-kata cinta akan keindahan Mu...jasad yang berkata jiwa yang mersa...
Rabbana senantiasa ada keindahan saat diri berkata serta meluap seluruh rasa...derai air mata, simpul senyum, kubingkai dalam do’a...tak terasa kesejukan dalam hati itu ada, hembusan perlahan namun pasti ketentaman hadir kembali...
Hati terkecup oleh iman, mengelitik. Merasakan terkadang ada derai air mata, sungguh semua ini tidaklah sia-sia...dekap harap ini jalan menuju taqwa...
Rabbna ku titip cinta dalam jasad dan jiwa...bingkai keduanya dalam bentuk taqwa...andai ada lelah dari keduanya...maka seretlah keduanya dalam keterpaksaan untuk cinta dan mencinta, hingga berada pada titik tertinggi mencinta akan cinta Mu...
Ar-Royan , 20 Ramahdan 23:15 WIB
2 komentar:
Assalamualaikum wr. wb
Salam kenal
kunjungan prtama saya di blog ini, pada postingan ini, kata kata yg indah... mohon ijin untuk mengutip.
Wassalam
Wa'alaikumusallam...silahkan semoga bisa bermanfaat...janganlupa cantumkan linknya...
Posting Komentar