Kicau burung nuri di pagi hari... tertatap mereka bermandi
di hujan pagi, menjadi bukti kian mengahnya Bumi saat tersinari.
Menunggang kuda Sang Pangeran
berpacu mencapai awan yang tinggi, hingga berteka-teki dengan pelangi siapa
diantara mereka yang paling mengerti akan Takdir ini.
Alam yang gemilang indahnya,
memerah di waktu senja...kailaunya mengukir janji akan berjumpa lagi esok
hari...
Terurailah misteri saat dibelai
jari-jemari, hingga tangisannya tiada seni menghampiri , memanggil Sang
Pangeran turun dan kembali lagi ke Bumi.
Gemilang indah saat senja
memerah, kilaunya bicara berjumpa di esok saja, maka setelah ini terurailah
misteri akan takdir ini...hingga tangisannya berderai tiada seni...Sang
Pangeranpun berpacu kini di atas Bumi...
Andai saja Sang Pangeran mencoba
mengerti, ada rahasia yang tak mungkin bisa dipahami...maka biarlah...biarlah
saja berlalu....biar saja begitu...biar saja...biarlah...
Dari ujung hingga pangkalnya,
Sang Pangeran melaju dan teurus berpacu dengan waktu...hingga saat Sang
pangeran merasa lelah dan merebah...tertunduk ia dan menghulur do’a dan
munjulangkan asa pada Sang Pencipta...maka langitpun terbuka hingga terjawab
akan takdir yang terukir....mentari meronta, senja tiada dan pelangipun
berkata...”kita mulai mengerti Sang
pencipta telah mengukir takdir jauh sebelum Bumi dan Langit dilerai,....maka
mengertilah dan resapilah setiap perjalanan yang telah kau lalui...”
0 komentar:
Posting Komentar