"Bacalah dengan nama Tuhan mu yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Tersenyumlah, saat derita menyapa sebagai pengobat lara. Senyuman yang menentramkan insan yang sedang kebimbangan...dikala umat bahagia akan kehadiran mu sebagai penyubur iman, namun kau pergi karena hakikatnya kaupun manusia. Kau pengobat lara, penyejuk qalbu dan petunjuk ketentraman hidup..Ya Rasulullah. Tak terbayangkan kesedihan yang terasa saat jasad mu dipangkuan Humairah, saat menunggu ketika roh mu diangkat bertemu Yang Esa, sungguh tak terbayangkan melepas dan merelakan kepergian mu. Derai-derai air mata dikala itu, sungguh saat itu sukarnya umat percaya bahkan Uammarpun tak menduga akan kepergian mu, namun pengobat lara saat kau berkata...”Umati...Umati ku ridu umat ku” Ya Rasulullah. Saat ajal menjelang namun kau masih mengingat kami umat mu...betapa kau mencintai umat mu.
Ya Rasulullah, telah kau tinggalkan kami warisan yang abadi dan kamipun bersaksi bahwa sesungguhnya kami merindukan mu...Ya Rasulullah telah sampai ajaran dari mu pada kami, umat mu. Sungguh kami bahagia karena ajaran mu telah mengantarkan kami kepada kecintaan kepada Yang Maha Rahman dan Rahim, Allah SWT. Ya Rasulullah telah sampaikah salawat kami untu mu, keluarga mu dan sahabat-sahabat mu? Sungguh kami merindukan mu...dan kami bersaksi bahwa Allah Tuhan kami, dan engkau sebagai Rasul kami...
Dimanakan ku cari ganti serupa dengan mu,tek sanggup ku berpisah dan berhati patah hidup gelisah...alangkah pedih rasa hati selam akau pergi, tiingglkan kami sendiri tiada teman di dalam sepi..... Dimna kanku cari ganti mungkinkan di Surga untuk kita berjumpa di saat gembira selama-lamanya...
Ar-Royan 07 Kampus Peradaban, 18 Rabi’ Al-Thani 1433 H
Menjelang waktu Duha,
0 komentar:
Posting Komentar