Rabbana, hamba merasakan semilir kesejukan menyentuh qalbu, terasa sejuk menyelusup perlahan...kegersangan yang telah ada seketika menjadi kesejukan, ketentraman. Rabbana, andai ini sebuah iman yang hadir dalam qalbu, makan tetapkanlah ia terus menemani hingga ruh terlerai dari jasad. Rabbana, hamba seorang manusia doif mengangah akan dosa, membumbung kecongkakan, terkadang pula membusungkan hati merasa bangga pada diri sendiri, Sungguh murka Mu adalah ancaman terbesar bagai hamba.Rabbana, Engkau menciptakan hamba tidaklah sia-sia, Engka yang menhembuskan ruh kedalam jasad maka kuatkan antara ruh dan jasad ini dalam naunagan keridhoan Mu. Rabbana malam terasa sempit bagi hamba untuk terus mengungkap rasa. Rabbana saat mentari meronta ku berikhtiar di atas bumi Mu, berpijak di bawah kehendak Mu tuntunlah setiap arah pijakan hamba sungguh hamba lemah. Rabbana keimanan ini menjadi pijakan terkokoh hamba saat berada di bumi, jika ku ikhtiarkan ku pupuk hingga tumbuh menjulang, batang yang banyak, daun yang lebat ,akar yang kokoh menghujam, hingga berbuah manis...hamba amat mendamba buah manis itu adalah takwa...Rabbana derai-derai air mata kerinduan rasa-rasa yang terhujam ini jadikan sebagai siraman yang menyuburkan iman, Rababana jangan pernah keringkan air mata ini saat mengingat Mu, sungguh inilah kenikmatan yang berarti. Rababana suburksn imsn dalam qalbu, hingga berbuah manis, tercicipi dalam bentuk takwa...
Allahumma ya muqalibba qulub sabbit qulubana ala deennik
Subang 28 Ramadhan 1432 H
0 komentar:
Posting Komentar