ia pandang ada sebuah berkas cahaya…ia hampiri cahaya tersebut. Dengan penuh yakin cahaya itu dapat menerang selama perjalanannya…sungguh tak disangga seberkas cahaya itu bermula dari sebatang lilin yang dibawa seorang laki-laki. Perlahan wanita itu menghampiri dan mencoba menyapa laki-laki yang membawa lilin tersebut. “bolehkan saya minta lilin sebagai penerang perjalanan pulang?” dengan sederhana laki-laki itu tersenyum lalu ia berkata “tentu boleh anda memakai lilin ini sebagai penerang. Namun ijinkan juga saya mengantarkan anda karena hanya ada satu batang lilin yang saya miliki.” Wanita tersebut terdiam dan berusaha untuk memahami. “tentu saja boleh menemani, asalkan sampai pada peraduan sudah tentu saya merasa berhutang budi pada anda, namun perjalanan yang akan kita lalui akan lama karena peraduan saya jauh dari sini“. Laki-laki itu menjawab”tak apa, tak jadi masalah” Lalu keduanyapun berjalan.
Dalam perjalanan keduanya bercerita dan akhirnya saling mengenal satu sama lain, sesekali tersenyum saat saling mendengar cerita. Tak terasa karena perjalanan amat jauh sebatang lilin yang di bawa mulai habis. Waita itu bertannya”benarkah hanya ada satu batang lilin saja?” laki-laki tersebut menjawab dengan spontan “ya saya hanya punya satu batang lilin”. Baru setengan perjalanan yang dilalui. “bagaimana agar sampai dengan selamat padahal di depan sana amat gelap” kata laki-laki tersebut.”kita berlari saja!” sepontan perempuan itu menjawab. “berlari?mungkinkah dalam kondisi seperti ini kita berlari?api pada lilin ini akan mati. Kita akan tersesat jika tak ada penerangan. bagaimana jika kita diam saja dulu disini hingga esok mentari meronta”…laki-laki tersebut mencaoba memberi solusi. “diam? bagaimana jika hujan? Lilin mati tubuhpun akan mengigil kedinginan!” kata wanita itu. Laki-laki itu hanya diam dan tak berkata apa-apa, cukup lama ia terdiam. Lalu wanita itu bertanya lagi…”bagaimana sekarang apa kita lanjutkan perjalanan?”. Laki-laki tertunduk sambil memalingkan pandangan “Entahlah bingung!”. Berjuta tanya dalam hati wanita itu…”menyesalkan ia telah mengantarkan aku?-atau biarlah ia pergi ketempat awal dengan sisa lilin yang ada!-ataukah aku pergi sendiri dalam kegelapan? Atau mungkin aku terus bertahan disini seperti yang ia katakan!” lalu wanita itu tertunduk dan tak berkata apa-apa hanya bisa berdo’a, untuk kebaikan serta keselamatan dirinya dan laki-laki itu.
Bersambung…
0 komentar:
Posting Komentar