oleh: Tuti Rina Lestari
Duhai manusia berlaga ibarat raja…berkuasa demi kepuasan semata.
Lihatlah ulah mu telah merenggut kedewasaan bangsa…
Jika kau tak percaya! Tengoklah di ujung timur bangsa ini…tragis ada tetesan air mata anak bangsa karena cinta dan citanya telah hancur bersama puing-puing gempuran akhlak manusia.
Rekayasa, menjadi jalan utama kau memperdaya anak bangsa! Naïf jika kau berkata “aku cinta bangsa”.
Sudahilah…anak bangsa tak butuh skenario yang kau buat. Tak pantas tayangan yang kau buat di pertontonkan. Bosan sungguh! Cerita yang amat klasik, cerita para kaum elite yang mendongkrak harta karun peninggalan masa penjajahan belanda.
Berapa banyak anak bangsa yang tumpul ahlaknya? Berapa banyak pula anak bangsa yang tak tersentuh hatinya oleh cita dan cinta pada penciptanya? Huh…menakutkan jika harus dibiarkan. Kau tau? Sejauhmana dirimu malu? Tengoklah pada hatimu…ia membisikan hal yang besar kan! Wuh…memalukan jika hati itu tak pernah berhati-hati.
Kau harus berhati-hati pada setiap perkara yang ada di hati, takutlah jika hati mengajakmu pada perkara yang selalu menyakiti hati-hati anak bangsa ini.
Di tulis oleh anak bangsa yang memperhatikan gelagat para pejabat bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar