Riak sesampai di muaranya. Dulu terlihat tenang dan menentramkan. Sayang amat disayang hanya karena lisan, riaknya telah tampak. Ragu?entahlah apa yg dirasa, cukup Allah yang mengetahuinya. Ragu?entahlah mungkin hanya setan yang menggoda. Ragu?entahlah mungkin keegoisan masih menunggangi. Ragu? tidak akan ragu jika ketetapan terbaik dari Allah yang menyertai ku. Tak ku tatap arif dan bijaksana, takpula kaya dan pintar, entahlah, Allah Maha Segala,biarkan ketetapan Allah menjadi muaranya. Allah pelipur lara...
0 komentar:
Posting Komentar