♥ Lentera Qalbu ♥

Cermin Hati menuju Inspirasi

Lelah jiwa ku di prahara,

menghadang harapan dan prasangka

Ingin ku menggeliat dari semua jerat paradigma harokah

Ingin ku terbang bebas menterjemahkan sebuah hakekat dakwah dan jamaah

Yang bermuara pada kesucian ukhuwah

Menuju peradaban islam gemilang

Sahabat,,

Bukan ku tak paham berharganya darah seorang kader

Bukan ku tidak ingin menanggung beban-beban jamai

Semua menjadi mimpi malam dan nawaitu siangku

Menguras tenaga dan meluluh lantakan jiwa

Mengeringkan air mata yang lama membasah

Antara qada dan qadarNya,

Antara impian dan keredhoan mereka

Antara logika dan retorika ku

Ku ambil keputusan ini…

Namun, antara perasan dan bilik qalbu,

ku sangat ingin bersamai kalian

Menjalani hari,Meniti mimpi dan igauan menuju syurga kekal abadi

Menyulam benang benang kehidupan, dan

Merangkai sejarah gemilang jundullah

Sahabat,,,

Tak ada yang akan merubah semua

Tak ada yang akan membuat ku berbeda

Atau semangat yang kian lekang

insyaAllah…Tetapkan ku pegang teguh semua

walau jasad ini harus lepas dari raga

walau hidup tinggal serpihan debu tampa makna

Sahabat

Tak ada yang ku inginkan saat ini

Selain dari ukhuwah yang selama ini kita dendangkan

Selain Ketulusan hati yang menyejukan

Selain kepercayaan, ku mampu mengahadang semua…

Hanya doa ku mohon dari kalian semua untuk ku

Peneguh jiwaku yang kian tertatih

Pengokoh langkah yang kian tak berdaya

Penguat iman ku yang menjadi ruh perjuangan ini

Semoga kita menjelang cita-cita tertinggi seorang muslim itu…


Goresan Pena dari Seorang Akhwat yang Merindukan Harokah Islamiyah

Selepas senja tiada, ada seorang wanita yang terdiam dan termenung di atas sebuah kursi di taman. Karena keasikan ia menikmati dan mengoreskan cat lukisnya tak terasa senja telah tiba. Dalam hatinya ia berakat “Ya Allah…tak terasa senja sudah tiada, bagai mana aku sendiri disini, hari mulai gelap.” Resah hatinya karena perjalanan menuju peraduannya amat jauh dari taman yang ia singgahi.

ia pandang ada sebuah berkas cahaya…ia hampiri cahaya tersebut. Dengan penuh yakin cahaya itu dapat menerang selama perjalanannya…sungguh tak disangga seberkas cahaya itu bermula dari sebatang lilin yang dibawa seorang laki-laki. Perlahan wanita itu menghampiri dan mencoba menyapa laki-laki yang membawa lilin tersebut. “bolehkan saya minta lilin sebagai penerang perjalanan pulang?” dengan sederhana laki-laki itu tersenyum lalu ia berkata “tentu boleh anda memakai lilin ini sebagai penerang. Namun ijinkan juga saya mengantarkan anda karena hanya ada satu batang lilin yang saya miliki.” Wanita tersebut terdiam dan berusaha untuk memahami. “tentu saja boleh menemani, asalkan sampai pada peraduan sudah tentu saya merasa berhutang budi pada anda, namun perjalanan yang akan kita lalui akan lama karena peraduan saya jauh dari sini“. Laki-laki itu menjawab”tak apa, tak jadi masalah” Lalu keduanyapun berjalan.

Dalam perjalanan keduanya bercerita dan akhirnya saling mengenal satu sama lain, sesekali tersenyum saat saling mendengar cerita. Tak terasa karena perjalanan amat jauh sebatang lilin yang di bawa mulai habis. Waita itu bertannya”benarkah hanya ada satu batang lilin saja?” laki-laki tersebut menjawab dengan spontan “ya saya hanya punya satu batang lilin”. Baru setengan perjalanan yang dilalui. “bagaimana agar sampai dengan selamat padahal di depan sana amat gelap” kata laki-laki tersebut.”kita berlari saja!” sepontan perempuan itu menjawab. “berlari?mungkinkah dalam kondisi seperti ini kita berlari?api pada lilin ini akan mati. Kita akan tersesat jika tak ada penerangan. bagaimana jika kita diam saja dulu disini hingga esok mentari meronta”…laki-laki tersebut mencaoba memberi solusi. “diam? bagaimana jika hujan? Lilin mati tubuhpun akan mengigil kedinginan!” kata wanita itu. Laki-laki itu hanya diam dan tak berkata apa-apa, cukup lama ia terdiam. Lalu wanita itu bertanya lagi…”bagaimana sekarang apa kita lanjutkan perjalanan?”. Laki-laki tertunduk sambil memalingkan pandangan “Entahlah bingung!”. Berjuta tanya dalam hati wanita itu…”menyesalkan ia telah mengantarkan aku?-atau biarlah ia pergi ketempat awal dengan sisa lilin yang ada!-ataukah aku pergi sendiri dalam kegelapan? Atau mungkin aku terus bertahan disini seperti yang ia katakan!” lalu wanita itu tertunduk dan tak berkata apa-apa hanya bisa berdo’a, untuk kebaikan serta keselamatan dirinya dan laki-laki itu.

Bersambung…

Bismillah, Rabbi ku awali dari sebuah do’a yang terhulur pada satu muara keselatan dunia dan akhirat…”Ya Rabb Maha Segala di Atas Segala, hamba menghulur sebuah do’a muarakanlah hamba pada keselamatan di dunia dan akhirat. Cita-cita, keluarga, ilmu, lingkungan serta pasangan hidup yang menyeret hamba pada kebahagiaan serta keselatan dunia dan akhirat.”

Rabb sempat ikrar lisan dan hati tak sama dengan yang dilalui. Ternyata apa yang telah hamba ucap dan ikrarkan kini Engkau uji. Malu sungguh amat malu, diri masih jauh dari sebuah kepahaman akan ilmu. Rabb bukan hama tak tau akan batasan yang membuat Mu murka,sungguh hamba ini dzalim. Rabb hamba sempat memalingkan pandangan dari –Mu. Rabb telah mengaga dosa-dosa hamba, murkakah Engkau pada hamba? Jauhkanlah Murka Mu dari hamba.

Rabb Kau tempatkan hamba pada sebuah lingkungan yang sangat memukau, lentera penerang dalam ukhuwah yang terang benderang, girah dakwah yang menghentak hingga membuat hamba terus ingin berlari sambil menyerukan sebuah ketinggian islam.

Rabb limpahan ilmu telah ku teguk walau hanya setetes dari lautan ilmu Mu, namun sungguh menjadikan dahaga telah tiada. Rabb izinkanlah hamba untuk bisa terus meneguk kejernihan ilmu dari Mu. Rabb tempatkanlah hamba berada pada syaf hamba-hamba Mu yang cinta akan ilmu.

Penyejuk hati buai gemulai kasih seorang ayah dan ibu. Rabb tak henti ku hulur syukur atas kasih yang Engkau limpahkan dalam naungan kedua orang tua. Rabb jadikanlah keduanya merasakan ketentraman saat di dunia dan akhirat. Jadikanlah hamba sebagai anak pelipur lara bagai kedunya. Sebagai jalan mendekatkan kedunya dengan Mu Ya Rabb. Rabb peliharlah keduanya, Sungguh Engkau Maha Pengasih dan Penyayang.

Mengemas cinta dalam balutan hakikat cinta, Rabb bukan berawal dari rasa cinta pada manusia, namun bermula dari cinta Mu menjadikan hamba harus cinta pada manusia. Kelak akan ada seseorang sebagai pendamping hidup hamba. Rabb ku sambut ia karena imanya yang memukau, Sungguh keindahan mencintai berawal dari cinta-Mu maka satukanlah hamba dengan seorang hamba yang sungguh-sungguh mencintai-Mu. Andai harus ku ikrarkan “Rabb kelak pasangan hidup hamba adalah hamba-Mu yang tepat, ia seorang yang senantiasa melafadzkan kalimah keagungan-Mu, Pewaris ketinggian ilmu, serta menjadi ayah dari anak-anak yang menjunjung tinggi ijah islam. Rabb jadikanlah pasangan hamba kelak sebagai pemimpin orang-orang bertqwa”.

Rabb pantaskah hamba memohon berjuta-juta do’a? sungguh hamba yakin Engkau menyukai hamba-Mu yang senantiasa memohon hingga hamba-Mu sendiri yang akan merasa bosan. Rabb Maha Arif dan Bijaksana…hamba jalani setiap episode hidup ini, kalam-Mu telah tergores menjadi takdir, namun hama yakin ada Qadar yang bisa hamba balut dengan ikhtiar agar menjadi ketetapan terindah…

Dalam naungan serta hembusan kesejukan akan ketaatan pada-Mu ku semai rasa syukur atas segala keindahan, kebahagiaan serta kenikmatan akan iman dan islam.

"♥ Assalamu'alaikum...selamat datang di blog sederhana ini. semoga setiap rangkaian kata-kata bisa menginspirasi & memberi motivasi hingga menjadikan lentera penerang dalam hati...♥"

♥..Inilah Aku..♥

Foto Saya
Tuti R.Lestari
"Seorang hamba Allah yang senantiasa berusaha menjalankan titah-titah Rabbnya... Semoga setiap goresan pena dapat memberikan inspirasi dan Motivasi..."
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

:::: Translet ::::

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Entri Populer

Follow

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...